Jumat, 25 Juli 2014

PEMILU RW1 Sambisari Kalasan

Setelah melalui pemilihan, maka tanggal 25 Juli 2014 bertempat di Gardu RT 1 Sambisari Kalasan diselenggarakan pleno penetapan hasil pemilihan ketua RW 1 2014-2017.

Maryanto, S.Pd. terpilih sebagai ketua RW periode 2014-2017.
rapat pleno penetapan RW


Baon Mbuntung | berkah hutan untuk warga


di atas tanah hutan yang pernah kami kelola
Hutan yang terletak di sebelah kampung saya di Ngliparkidul adalah hutan milik pemerintah yang diserahkan pada warga untuk dikelola. Kami menyebutnya "mbuntung". Hutan ini dahulu penuh dengan pohon akasia. Ketika saya kelas 2 SMP (1996) pemerintah mengadakan rombak. Rombak merupakan istilah kami untuk menyebut kegiatan memotong pohon di hutan. Kayu akasia dalam berbagai ukuran ini ditebang sesuai jatah masing-masing keluarga, sebagian diserahkan kepada pemerintah, sebagian boleh dibawa pulang. Warga menggunakan kayu hasil rombak ini untuk kayu bakar atau memperbaiki rangka rumah.

Saat ini "mbuntung" ditanami dengan berbagai tanaman produktif berupa ketela, kacang serta tanaman keras berupa kayu putih. Khusus kayu putih, warga biasanya melakukan rombak berkala untuk menebang kayuputih, dan menyetorkan daunnya kepada pemerintah. Sementara kayu boleh diambil untuk warga sekitar. Pemotongan kayuputih dilakukan dengan jarak 1 meter dari tanah dengan harapan dia akan cepat tumbuh lagi beberapa tahun kemudian.

menenteng senjata, menjemput rejeki
Selain rombak, ada kegiatan ngarit yang dilakukan warga.
Ngarit, secara umum merupakan kegiatan mencari rumput untuk makanan ternak. Rumput yang dicari adalah rumput yang menjalar di tanah, atau rumput kolonjono. Warga dusun Ngliparkidul biasanya melakukan kegiatan ini pada pagi hari atau siang/sore hari. Dengan membawa senjata berupa arit (sabit), tua muda mulai berjalan ke arah timur menuju kawasan hutan.

Ngarit juga digunakan untuk menyebut kegiatan memotong pohon padi (jawa: pari). Pohon pari nantinya dipisahkan dari batang pari, dikeringkan dan dapat diawetkan untuk makanan ternak.

Sebelum kayu akasia di hutan dirombak, warga memanfaatkan ranting kayu yang sudah mati untuk kayu bakar. Ranting yang masih hidup, dilarang untuk dipotong. Konon ada mandor (polisi kehutanan) yang selalu keliling hutan untuk memonitor kegiatan warga di hutan.
Sebelum perombakan kayu akasia, warga juga kerap menggemala kambing peliharaannya ke hutan ini. Sembari mengawasi kambing, warga khususnya anak-anak melakukan berbagai hal. Jeguran (mandi di sungai), penekan (main memanjat pohon), dan jika merasa haus tinggal minum langsung dari mata air yang ada di kawasan hutan.

Kamis, 24 Juli 2014

Ramadhan di Masjid Quwwatul Muslimin, Sambisari


membagikan minuman+menabuh bedug
Ramadhan ini merupakan ramadhan saya yang ketiga di Sambisari. Terhitung sejak Februari 2012 saya menjadi warga baru di daerah ini. Tinggal di kawasan yang dekat dengan candi adalah guyonan saya dengan istri sebelum memiliki rumah. Alhamdulillan, Allah memudahkan. Rumah saya terletak 200 meter dari candi Sambisari.
Selain dekat dengan candi, rumah saya juga berjarak 200 meter dari masjid. Masjid ini  Quwwatul Muslimin, yang baru saja selesai direnovasi. Kabarnya masjid ini termasuk masjid tua di kawasan kalasan.
Kemegahan bangunan renovasi yang tetap mempertahankan gaya tembok tebal ala masjid keraton, bentuk mustaka juga masih dipertahankan serta taburan kayu jati mendominasi rangka atas dan tiang masjid ini.

Kegiatan pada bulan Ramadhan
Jaburan merupakan istilah yang  baru saya ketahui pada bulan puasa tahun 2012. Jaburan merupakan kegiatan berkumpul selepas sholat tarawih. Kegiatan ini diawali dengan menabuh bedug selama beberapa menit, kemudian anak-anak yang menjadi panitia jaburan membawa aneka makanan kecil dan air minum.

minuman dan makanan kecil
Ketika berkumpul, jamaah berdiskusi (jagongan) tentang berbagai hal. 
Minuman khas jaburan adalah rujak degan. Minuman ini perpaduan dari daging kelapa muda dan air kelapa yang direbus dengan gula jawa. Selain itu, kadang  berupa teh, jahe atau lainnya. Makanan yang disajikan berupa  buah-buahan, jajan pasar, atau roti.
masjid tampak depan, sumber klik
Setelah selesai jaburan, warga ada yang pulang dan ada yang meneruskan dengan tadarus Al Qur'an bersama-sama. Biasanya ada 2 kelompok besar, kelompok dewasa dan remaja. 

Sejak kapan muncul tradisi ini? Menurut salah seorang warga, kemungkinan sejak masjid ini berdiri. 

Kapan masjid ini berdirisayangnya tidak ada informasi valid. Konon kabarnya
masjid ini termasuk masjid yang dibangun oleh kraton kasultanan atau masuk dalam masjid pathok nagari. Namun, ketika saya baca di daftar masjid pathok nagari, nama masjid Quwwatul Muslimin tidak saya temukan.
tadarus
Masjid ini memiliki kubah yang mirip dengan kubah masjid pathok nagari dan telah dipugar. Sebelum dipugar, masjid ini juga dikelilingi kolam sebagaimana masjid besar Kauman. Mungkin karena perluasan dan karena dihalaman masjid dibangun sekolah dasar, maka kolam dihilangkan untuk keamanan siswa dan menjadi halaman sekolah.


khataman 24 Juli 2014

khataman 24 Juli 2014