![]() | |
di atas tanah hutan yang pernah kami kelola |
![]() |
menenteng senjata, menjemput rejeki |
Ngarit, secara umum merupakan kegiatan mencari rumput untuk makanan ternak. Rumput yang dicari adalah rumput yang menjalar di tanah, atau rumput kolonjono. Warga dusun Ngliparkidul biasanya melakukan kegiatan ini pada pagi hari atau siang/sore hari. Dengan membawa senjata berupa arit (sabit), tua muda mulai berjalan ke arah timur menuju kawasan hutan.
Ngarit juga digunakan untuk menyebut kegiatan memotong pohon padi (jawa: pari). Pohon pari nantinya dipisahkan dari batang pari, dikeringkan dan dapat diawetkan untuk makanan ternak.
Sebelum kayu akasia di hutan dirombak, warga memanfaatkan ranting kayu yang sudah mati untuk kayu bakar. Ranting yang masih hidup, dilarang untuk dipotong. Konon ada mandor (polisi kehutanan) yang selalu keliling hutan untuk memonitor kegiatan warga di hutan.
Sebelum perombakan kayu akasia, warga juga kerap menggemala kambing peliharaannya ke hutan ini. Sembari mengawasi kambing, warga khususnya anak-anak melakukan berbagai hal. Jeguran (mandi di sungai), penekan (main memanjat pohon), dan jika merasa haus tinggal minum langsung dari mata air yang ada di kawasan hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar